Komponen Sistem Pengisian Dan Fungsinya

Komponen Sistem Pengisian Dan FungsinyaBanyaknya komponen kelistrikan yang terdapat pada kendaraan yang memerlukan tegangan besar & stabil. Karena hal tersebut maka harus ada sebuah sistem yang dapat selalu mensuplay tegangan ke setiap beban sesuai dengan kebutuhan yang ada, maka pada mobil dibuatlah sistem pengisian. Sistem pengisian merupakan bagian dari sistem kelistrikan dimana sistem pengisian ini mensuply kebutuhan listrik pada kendaraan. 

Pada kendaraan terdapat komponen yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik yaitu Baterai / Accu. Tetapi kapasitas baterai sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat mensupply tenaga listrik secara terus - menerus. Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh setiap komponen yang terdapat pada mobil.

Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk mengisi kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya saat mesin mobil dihidupkan

Sistem pengisian berfungsi untuk :
  • 1. Mengisi arus listrik ke battery
  • 2. Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan  setelah mesin hidup

Ada dua tipe sistem pengisian :


1. Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus searah DC (Direct Current) digunakan awal tahun 60-an.

2. Alternator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik AC (Alternating Current). Alasan penggunaan alternator :
  • Konstruksi lebih kecil dan tahan lama
  • Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.

Berikut Komponen Sistem Pengisian Mobil Dan Fungsinya


Sistem Pengisian

1. Battery / Accu
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Baterai mensuplai kebutuhan listrik ke setiap komponen mobil yang membutuhkan supply listrik seperti motor starter, lampu- lampu besar dan wiper. 

2. Ampere meter
Ampere meter berfungsi untuk mengukur besar arus listrik yang dikeluarkan alternator untuk pengisian baterai / aki.

3. Kabel
Kabel berfungsi sebagai tempat mengalirnya arus listrik dari satu komponen ke komponen lain (konduktor listrik).

Sistem pengisian yang digunakan pada kendaraan mobil sekarang adalah sistem pengisian menggunakan alternator yang menghasilkan arus bolak - balik (AC). Tetapi karena komponen - komponen kelistrikan pada mobil menggunakan arus searah (DC), maka agar output tegangan yang keluar adalah arus DC, digunakanlah dioda sebagai penyearah arus dari arus AC menjadi arus DC.

Alasan pemilihan alternator sebagai sistem pengisian pada mobil karena konstruksi alternator yang lebih kecil sehingga cukup diletakkan di depan ruang mesin dan alternator mampu menghasilkan arus yang besar (output) walau mesin dalam putaran renah (idle). Alternator merupakan sistem pengisian pada kendaraan yang mempunyai 3 rangkaian komponen penting yaitu accu, Alternator dan Regulator.

Alternator mulai berkerja untuk menghasilkan listrik atau pembangkit listrik ketika mesin hidup untuk disalurkan ke accu dengan mengkonversi atau mengubah arus bolak - balik AC menjadi arus searah DC. Kelistrikan yang dihasilkan oleh alternator sangat beragam, mulai dari yang paling kecil yang mempunyai daya 35 A hingga yang terbesar yang beredar dipasaran yaitu 220 A. 

Karena berfungsi sebagai pembangkit daya listrik ke aki, apabila ada penambahan perangkat atau aksesoris mobil yang membutuhkan beban listrik yang besar atau banyak. Cukup dengan mengganti alternatornya bukan aki. Karena jika memperbesar daya listrik di accu tapi penyaluran tenaganya lebih kecil, maka accu akan cepat tekor.

5. Ignition switch (kunci kontak)
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem di kendaraan. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 terminal atau lebih. 
  • Terminal utama pada kontak adalah terminal B dihubungkan ke baterai
  • Terminal IG / ON dihubungkan ke koil pengapian dan beban lain - lain yang membutuhkan
  • Terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. 
  • Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal, maka terminal yang ke 4 tersebut adalah terminal ACC yang terhubung dengan accesoris kendaraan seperti radio, tape , dan lain-lain.


6. Sekering (fuse)
Sekering (fuse) berfungsi untuk pengaman rangkaian kelistrikan ketika terjadi hubungan singkat (konsleting).

7. Regulator
Berfungsi mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) walaupun putarannya berubah-ubah dan juga berfungsi untuk mematikan lampu CHG ketika sistem pengisian bekerja.

Baterai ketika dipakai maka akan berkurang muatan yang tersimpan didalamnya. Makanya perlu diisi (dicharge) agar tidak terjadi drop tegangan yang dapat menyebabkan komponen-komponen yang bergantung kepada Accu rentan rusak. 

8. V - Belt
V - belt berfungsi untuk menggerakkan atau menghubungkan beberapa komponen pada mesin, yaitu : kompresor AC, Alternator, ekstra fan, & Power Steering Hidraulis. V-belt ini terbuat dari karet dengan penampang trapesium yang dipasang menghubungkan antara 2 pulley.

9. Lampu Indikator CHG
Lampu CHG berfungsi sebagai indikator bahwa sistem pengisian berfungsi dengan normal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Busi : Fungsi, Komponen Dan Cara Kerjanya

12 Wisata Kuliner Wajib di Bandung

Jam Gadang, Wisata Ikonik Di Bukittinggi, Padang Sumatera Barat