Perbedaan Lampu Halogen, HID & LED Pada Mobil

Perbedaan Lampu Halogen, HID & LED Pada Mobil - Lampu merupakan salah satu komponen paling penting dari sebuah mobil. lampu berfungsi sebagai penerang bagi pengemudi ketika jalan di malam hari. Peran vital lampu tentu juga berpengaruh dari intensitas cahaya yang dihasilkan.

Belakangan ini banyak diciptakan teknologi-teknologi lampu mutakhir oleh produsen mobil. Salah satu contohnya adalah LED Matrix yang dapat ditemukan pada mobil-mobil premium terbaru Audi. Tetapi, sudahkah Anda mengenali jenis-jenis lampu yang digunakan pada mobil? Berikut penjelasannya.

Perbedaan Lampu Halogen, HID Dan LED


1. Lampu Halogen

Lampu jeni ini yang paling sering ditemukan dan digunakan. Karena lampu jenis halogen adalah lampu yang umum digunakan pada mobil saat ini. Selain karena harganya lebih terjangkau, lampu halogen juga mudah diaplikasikan pada mobil keluaran baru saat ini.

Lampu ini bekerja menggunakan filamen layaknya lampu pijar. Halogen mengoperasikan filamen dalam suhu yang tinggi sehingga dapat memancarkan cahaya yang lebih terang dan suhu warna lebih tinggi dari lampu pijar rumahan.

Bias yang dihasilkan lampu halogen digunakan sebagai lampu utama (headlamp), dan memiliki daya mulai dari 35 watt - 55 watt. Lampu halogen sendiri merupakan pengembangan dari bohlam pijar, dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak berisikan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromine.

Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Idealnya, warna cahaya yang dihasilkan lampu halogen berkisar antara 3.000 Kelvin (kuning, warna cahaya rendah) hingga 5.000 Kelvin (putih, warna cahaya tinggi). Semakin tinggi kelvinnya, maka sorotan cahaya yang dihasilkan lebih elegan. Sedangkan semakin rendah  kelvinnya, maka semakin berguna dalam hal visibilitas di kondisi hujan maupun berkabut.
Halogen

2. Lampu HID (High Intensity Discharge)

Lampu ini tidak memiliki filamen seperti pada halogen. Kerja lampu jenis ini memanfaatkan pengapian gas xenon yang ada di dalam tabung. Lampu jenis ini memiliki intensitas cahaya yang lebih terang dan ketahanan lebih lama tanpa membutuhkan watt yang tinggi dibanding lampu halogen.

Normalnya sebuah lampu HID memiliki daya 35 watt. Sayangnya untuk melakukan pergantian pada lampu HID lebih rumit, sebab ia menggunakan arus listrik yang berbeda dan memerlukan ballast untuk menyeimbangkannya.

Cahaya yang dihasilkan lampu ini berasal dari pengaktifan gas xenon dengan umur pakai mencapai 3.000 jam, di atas umur bohlam halogen yang bertahan di kisaran waktu 500 jam saja. Selain itu lampu HID dengan daya 35 watt mampu menghasilkan terang 3.5 kali lebih baik dibanding halogen berdaya 55 watt. Meski begitu, untuk menggunakan lampu HID dibutuhkan ballast, komponen ini berfungsi mengubah arus DC 13,2 V menjadi arus AC dengan kekuatan mencapai 23.000 volt.
  • Umumnya HID tersedia dalam berbagai pilihan warna cahaya, mulai dari 3.000 Kelvin - 25.000 Kelvin
  • Temperatur warna 3.000 Kelvin berwarna kuning pekat, cocok digunakan kondisi cuaca berkabut ataupun hujan deras
  • Cahaya 4.300 Kelvin berwarna putih kekuningan
  • Cahaya 6.000 Kelvin menghasilkan warna putih 
  • Cahaya 8.000 Kelvin berwarna putih kebiruan
  • Penggunaan temperatur warna di atas 8.000 K kurang dianjurkan, karena daya penetrasi cahaya saat hujan deras maupun kabut semakin berkurang.
    Lampu HID

    3. Lampu LED (Light Emitting Diodes)

    Lampu LED awalnya lebih banyak digunakan sebagai lampu penerang ruangan, lampu rem, maupun lampu plat nomor. Namun, saat ini sudah banyak digunakan sebagai lampu utama berkat teknologi yang semakin berkembang. Kelebihan LED adalah ketahanannya yang lebih baik serta intensitas cahaya yang didapat lebih terang dengan daya yang lebih kecil bahkan dibanding HID.

    Dalam pengaplikasiannya LED tak membutuhkan ballast seperti HID, tetapi ia tetap perlu penambahan relay maupun conversion kit yang normalnya sudah tersedia dalam satu paket saat pembelian. Sejarah mencatat jenis lampu LED (Light Emitting Diode) sudah mulai dikembangkan pada tahun 2004, dimana teknologi LED kini mulai digunakan di hampir mayoritas mobil-mobil terkini. Jenis lampu ini diklaim lebih efisien dari segi kebutuhan listrik, serta memiliki usia pakai lebih panjang hingga dengan respon lebih cepat dan warna sinar lebih baik.

    Cahaya dari LED warnanya setara warna sinar matahari siang hari. LED menghasilkan cahaya 5.500 Kelvin atau mendekati cahaya siang hari. Selain itu untuk sorotan dari lampu LED dalam kondisi dipped beam bisa mencapai 150 meter mendeteksi, dan kondisi high beam bisa menjangkau 250 meter. Selain itu, beberapa brand lampu semisal Osram atau Phillips yang memproduksi lampu utama mobil jenis LED juga mengklaim bahwa produk mereka bisa memiliki umur pakai mencapai 10.000 jam.

    Karena penggunaan LED tergolong canggih, beberapa pabrikan otomotif bisa leluasa menciptakan teknologi lampu adaptif, di mana kekuatan sinar cahaya bisa dikontrol secara otomatis agar mampu mendukung visibilitas pengemudi dalam kondisi sulit tanpa mengganggu pengendara lain dari arah berlawanan. Di sisi lain, hal itu ada risikonya, yakni jika terjadi kerusakan maka satu modul lampu LED wajib diganti, bukan hanya satu unit lampu saja.
    Lampu LED

    LED dalam dunia otomotif pun dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

    a. LED Lumiled

    Lumiled merupakan divisi khusus pengembangan lampu LED berdaya tinggi dan merupakan anak perusahaan dari Phillips. Lampu LED jenis ini jamak digunakan sebagai lampu utama dalam dunia otomotif.

    b. LED Cree

    Jenis ini merupakan salah satu jenis dari lampu tambahan berupa lampu LED yang tersusun sesuai kebutuhan dan kapasitas dilengkapi modul di dalamnya. Biasanya LED Cree digunakan sebagai pengganti lampu sein dan lampu rem.

    c. LED COB

    Sesuai namanya COB (Chip On Board), LED jenis ini merupakan sebuah hamparan ratusan bahkan ribuan chip LED yang tersusun dalam satu papan. LED yang satu inilebih sering digunakan sebagai pengganti lampu kabin di plafon.

    Perbandingan Karakteristik Halogen, HID, & LED

    1. Perbedaan Berdasarkan Caha Yang Dihasilkan
    • Halogen: Standar, umumnya berwarna kuning atau warm white.
    • HID: Sangat terang, umumnya berwarna putih, cahaya menyebar ke segala arah, harus disertai dengan proyektor HID agar cahaya fokus.
    • LED : terang, warna tunggal monoton, pilihan warna banyak, diperlukan proyektor LED agar optimal dan fokus untuk penggunaan sebagai lampu utama.

    2. Kualitas Cahaya Saat Kabut
    • Halogen: Leboh optimal dalam menembus kabut
    • HID: kurang optimal
    • LED: kurang optimal

    3. Berdasarakan Umur Pemakaian
    • Halogen: 500 hingga 1000 jam
    • HID: 2000 jam
    • LED: 15000 jam

    4. Berdasarkan Daya Listrik Yang Dibutuhkan :
    • Halogen: 55 watt untuk lampu utama
    • HID: 35 watt untuk lampu utama
    • LED: 20-30 watt untuk lampu utama

    5. Ditinjau Dari Penempatan Lampu Pada Motor 
    • Halogen: lampu utama, lampu kabut
    • HID: lampu utama
    • LED: DRL, indikator speedometer, stoplamp, lampu utama

    6. Ditinjau Dari Harganya
    • Halogen: murah, mulai dari 50 ribu hingga 300 ribu rupiah
    • HID: mahal, mulai dari 300 ribu hingga 800 ribu rupiah
    • LED: untuk LED berkualitas, harganya mencapai 1.5 hingga 2 juta rupiah

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Busi : Fungsi, Komponen Dan Cara Kerjanya

    12 Wisata Kuliner Wajib di Bandung

    Jam Gadang, Wisata Ikonik Di Bukittinggi, Padang Sumatera Barat